Kita akan mempelajari pasal yang
ke-66 dari kitab Yesaya. Dalam pasal ini Tuhan berbicara kepada dua
kelompok hamba-hamba, yaitu hamba-hamba yang hidup sampai kepada pembersihan
tempat suci (Daniel 8 : 14) – yaitu sampai kepada Pehukuman terhadap
Orang-orang Hidup, pembersihan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), yaitu masa
dimana mereka didapati sedang “memalu” teman-teman sesama hamba mereka, sedang
makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk. Hamba-hamba yang
lainnya adalah hamba-hamba yang terkemudian sesudah itu. Untuk mendengarkan apa
yang Tuhan akan katakan kepada hamba-hamba-Nya yang pertama sementara masa
pembersihan itu terus mendekat, kita akan mulai mempelajari dua ayat yang
pertama dari pasal itu.
Yesaya 66 :
1, 2:
“Demikianlah
firman Tuhan, bahwa sorga itulah tahta-Ku, dan bumi ialah alas kaki-Ku; manakah
rumah yang hendak kamu bangun bagi-Ku, dan di manakah tempat peristirahatan-Ku?
Karena semua perkara itu adalah perbuatan tangan-Ku, dan semua perkara itu
sudah ada, demikianlah firman Tuhan; tetapi Aku akan menilik kepada orang ini,
yaitu kepada dia yang miskin dan patah semangatnya dan yang gentar karena
firman-Ku.”
Dengan mengatakan “sorga adalah
tahta-Ku, dan bumi adalah alas kaki-Ku”, maka Tuhan sesungguhnya menegaskan
bahwa Ia tidak meninggalkan bumi; bahwa sungguhpun takhta-Nya ada di dalam
sorga, kaki-Nya masih terdapat di bumi; bahwa Ia masih tetap berkepentingan
dengan umat-Nya. Tetapi pertanyaan-pertanyaan yang berbunyi, “di manakah rumah
yang kamu bangun bagi-Ku, dan di manakah tempat peristirahatan-Ku?” dengan
sedih mengungkapkan bahwa pekerjaan itu telah dilalaikan, bahwa tidak ada rumah
maupun sesuatu tempat istirahat yang telah dipersiapkan bagi-Nya. Ucapan Tuhan
berikutnya selanjutnya mengukuhkan kenyataan ini, karena Ia kembali mengulangi
bahwa perkara-perkara yang ditemui-Nya adalah hanya perkara-perkara itu yang
sedianya sudah ada, dan yang tangan-Nya sendiri perbuat, bukan diperbuat oleh
tangan hamba-hamba-Nya.
Kemudian dengan mengatakan, “Tetapi
kepada orang ini Aku akan menilik, yaitu kepada dia yang miskin dan patah
semangat, yang gemetar karena firman-Ku”, Ia secara pasti memberitahukan, bahwa
hamba-hamba-Nya yang tidak setia telah meninggalkan pekerjaan-Nya, bahwa
orang-orang lain, yang miskin dan yang patah semangat yang gentar pada
firman-Nya, telah mengambil alih tempat mereka, bahwa apa yang gagal dilakukan
oleh hamba-hamba yang terdahulu, akan dilakukan oleh hamba-hamba yang
terkemudian. Pada waktu yang sama Ia menuduh hamba-hamba yang terdahulu itu
bahwa mereka merasa kaya dalam semangat dan tidak memerlukan apa-apa lagi;
bahwa mereka tidak menaruh takut akan Firman-Nya. Oleh karena itu hamba-hamba yang
akan membangunkan bagi-Nya sebuah rumah dan membuat bagi-Nya suatu tempat
istirahat, adalah orang-orang yang bersemangat miskin dan rendah; orang-orang
yang gentar akan Firman-Nya; orang-orang yang tidak sombong dan angkuh,
melainkan orang-orang yang mampu mengajar dan yang penuh perhatian akan
Firman-Nya; orang-orang yang bertobat yang menyadari akan dirinya sendiri
sebagai semangat memerlukan apa saja, dan bukan tidak memerlukan apa-apa lagi.
Akhirnya dengan marah Tuhan menyatakan:
Yesaya 66 :
3, 4:
“Barangsiapa
yang membunuh seekor lembu adalah seolah-olah ia membunuh orang; barangsiapa
yang mengorbankan seekor anak domba yaitu seolah-olah ia memotong putus leher
seekor anjing; barangsiapa yang mempersembahkan persembahan makanan, ia itu
seolah-olah ia mempersembahkan darah babi; barangsiapa yang membakar kemenyan,
yaitu seolah-olah ia memuja berhala. Sesungguhnya, mereka telah memilih
jalannya sendiri, dan jiwa mereka berkenan kepada semua kekejian mereka. Aku
juga suka akan pembalasan perbuatan mereka itu, dan barang yang ditakutinya itu
Ku datangkan kelak atasnya; sebab sudah Aku berseru, tetapi seorang pun tiada
yang menyahut; sudah Aku berfirman, tetapi tiada mereka itu mendengar,
melainkan diperbuatnya barang yang jahat di hadapan mata-Ku, dan disukainya
akan barang yang tiada Aku berkenan.”
Tidak menjadi soal betapa pun
baiknya atau pun betapa pun pentingnya korban-korban yang dipersembahkan,
selama kita berbakti kepada-Nya menurut cara-cara kita sendiri, maka
pemberian-pemberian dan korban-korban kita itu hanyalah akan merupakan kekejian
bagi-Nya. Cara-cara manusia sendiri harus dilepaskan, walaupun itu merupakan
tugas yang terberat yang akan dihadapi, jika ia hendak berdamai dengan Allah.
Tidak ada masalah terkecuali bahwa
Allah kini menyampaikan pekabaran amaran ini kepada hamba-hamba-Nya yang tidak
setia yang merasa kepentingan sendiri, walaupun mereka tidak dan tidak mau
mendengar. Sesudah mengatakan apa yang ingin disampaikan-Nya kepada mereka,
maka kini Ia berbalik kepada hamba-hamba sewaan-Nya yang baru sebagai berikut:
Yesaya 66 :
5, 6:
“Dengarlah
olehmu akan Firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan Firman-Nya; adapun
Saudara-saudaramu yang benci akan dikau dan yang membuang engkau karena sebab
nama-Ku, kendati mereka itu berkata demikian, ‘supaya Tuhan dipermuliakan!’
Tetapi Tuhan akan kelihatan kelak bagi kesukaan kamu, dan mereka itu akan malu.
Akan ada bunyi huru hara besar keluar dari dalam negeri, suatu bunyi dari
kaabah, suatu bunyi suara Tuhan yang membalas perbuatan segala musuh-Nya.”
Beberapa orang telah mengalami
pengalaman ditarik keluar badannya dari gereja-gereja tak lain hanya karena
alasan telah membaca buku “Tongkat Gembala”, dan karena mengatakan, “Saya
percaya akan apa yang dikatakan di dalamnya.” Tentu adalah tidak masuk akal
bahwa orang-orang itu akan bertindak bagaikan setan-setan. Tetapi bagaimanapun
juga begitulah keadaannya, dan Allah sendiri membuktikan menentang perbuatan
setan mereka itu. Kita tidak akan merasa kasihan terhadap diri kita sendiri,
dan sama sekali tidak marah terhadap semua para penentang kita, tetapi kita
menyesalkan buta, kesengsaraan, kemelaratan, dan ketelanjangan rohani mereka
itu, karena kita memahami bahwa kesenangan yang akan datang itu adalah milik
kita, dan kesusahan dan malu dan keretakan gigi akan menjadi bagian mereka. Ini
kita ketahui dengan seyakin-yakinnya sama seperti Yakub mengatahui bahwa Allah
berada dengannya selama pelariannya dari hadapan Esau.
Sungguhpun demikian para Esau yang
ada pada waktu ini tidak mengetahui akan hal ini. Mereka tidak lagi
mengetahuinya sama seperti Esau yang dahulu tidak mengetahui akan khayal Yakub
di malam hari mengenai tangga yang terbentang dari sorga ke bawah sampai ke
tempat tidur Yakub yang dibasahi embun itu.
Jika sesuatu bagian Alkitab akan
menjadi Kebenaran Sekarang, maka ia itu tentulah Yesaya 66 : 5. Akibatnya, dari
dalam negeri terdengar suatu keributan dan terdapat suatu bunyi suara dari
kaabah menentang kita; tetapi suara Tuhan, yaitu pekabaran masa kini, adalah
yang akan memperhitungkan dan yang akan menyelesaikan segala perkara. Takutkah
anda dicampakkan keluar, atau adakah anda gentar terhadap Firman Allah?
Sekarang anda harus menetapkan pilihan untuk melawan tantangan jika anda ingin
berada di dalam Kerajaan kekal itu.
Yesaya 66 :
7:
“Sebelum ia
menggeliat kesakitan, ia sudah melahirkan; sebelum sakitnya untuk melahirkan
tiba, ia sudah melahirkan seorang bayi laki-laki.”
Bagi seorang wanita untuk
melahirkan bayi sebelum ia menggeliat kesakitan dan sebelum sakitnya datang,
adalah merupakan sesuatu hal yang tak masuk akal – sesuatu keajaiban. Dan
justru inilah yang terjadi terhadap sidang sewaktu Tuhan dilahirkan di dalam
palungan Betlehem. Sidang tidak mengetahui akan kedatangan-Nya, dan walaupun ia
tidak merasa memerlukan seorang Juruselamat (tidak menggeliat kesakitan), namun
ia telah melahirkan seorang anak. Namun sesuai dengan ayat yang menyusul
selanjutnya, sidang pada waktu ini akan mengalami suatu keajaiban yang bahkan
lebih besar daripada yang dialami sidang di masa Kristus yang lalu.
Yesaya 66 :
8:
“Siapakah
yang telah mendengar akan hal yang sedemikian itu, siapakah yang telah melihat
perkara-perkara yang sedemikian itu? Dapatkah bumi dilahirkan dalam sehari jua?
Atau dapatkah suatu bangsa dilahirkan secara tiba-tiba? Karena segera sesudah
Sion menggeliat kesakitan, maka ia melahirkan anak-anaknya.”
Sidang pada waktu ini penuh dengan
lalang, dengan ikan yang jelek dan dengan kambing-kambing. Adalah sulit untuk
menmukan orang-orang suci. Tetapi bagaimanapun juga ia sekali kelak akan
membawakan sejumlah besar orang-orang bertobat yang tak seorang pun dapat
menghitungnya. Organisasi tidak percaya akan hal ini; sama seperti halnya
orang-orang Yahudi tidak percaya, bahwa Juruselamat dilahirkan di dalam
palungan, juga mereka tidak mengira, bahwa para nelayan Galilea itu akan
menggantikan kedudukan para imam yang setia maupun para pemimpin agama yang
dimuliakan di masa itu, mereka juga tidak mengira bahwa orang-orang Kapir akan
ikut juga memperoleh bagian dari janji-janji kepada Israel. Juga Organisasi
pada waktu ini mengira bahwa masa yang akan datang itu sama saja dengan masa
kini, bahwa Tuhan Allah telah membiarkan manusia untuk selamanya berbuat sesuai
dengan kehendak mereka. Ia tidak mengetahui bahwa Tuhan sedang memegang kendali
pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri (Testimonies to Ministers, p. 300). Ia
masih tetap mengira, bahwa ia adalah kaya dan telah bertambah kekayaannya
(Kebenaran), dan tidak memerlukan apa-apa lagi. Bagaimanapun sidang akan
menyaksikan semua perjanjian ini digenapi. Ia akan menyaksikan, bahwa semua
kata-kata firman ini terdapat di dalam Alkitab bukan hanya untuk memenuhi
ruangan. Segera sesudah ia merasa sakit hendak melahirkan yang sedemikian dan
merasakan kebutuhannya, segera itu pula semua serambinya akan dipenuhi dengan
orang-orang suci dan tugasnya selesai.
Yesaya 66 :
9:
“Patutkah
Aku membuka rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? Demikianlah firman
Tuhan; patutkah Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya? Demikianlah
firman Allah.”
Masakan Tuhan telah membuat semua
perjanjian ini, jika Ia tidak mampu untuk menggenapinya? Inilah masaalah besar
di hadapanmu dan di hadapanku. Dan masakan Ia akan memulai sesuatu jika Ia tak
akan dapat melaksanakan dan menyelesaikannya? Janganlah Saudara meremehkan
masaalah-masaalah ini, karena semua jawabanmu akan menentukan nasibmu.
Yesaya 66 :
10 – 14:
“Bersuka-sukaanlah
kamu dengan Yerusalem dan bergemarlah akan dia, hai kamu sekalian yang kasih
akan dia; hendaklah bersukacita akan dia, hai kamu sekalian yang sudah
berdukacita karena dia; supaya boleh kamu mengisap susu sampai kenyang dan
dipuaskan dengan penghiburan, supaya boleh kamu mengisap susu, dan merasa
nikmat dengan berkelimpahan kemuliaannya. Karena demikianlah firman Tuhan,
Tengoklah, Aku akan meliputkan damai kepadanya bagaikan air sungai, dan
kemuliaan segala bangsa Kapir bagaikan suatu aliran sungai; kemudian kamu akan
menyusu, kamu akan digendong pada sisinya, dan dibelai-belai pada pangkuannya.
Seperti seseorang yang dihiburkan oleh ibunya, demikianlah Aku akan menghiburkan kamu; maka kamu akan terhibur
di Yerusalem. Maka apabila kamu melihat ini, hatimu akan bersukacita, dan semua
tulangmu akan berkembang bagaikan suatu tumbuhan muda; maka tangan Tuhan akan
dinyatakan kepada segala hamba-Nya, dan murka-Nya terhadap segala musuh-Nya.”
Di sini kepada kita diceritakan,
bahwa hanya mereka yang berdukacita karena Yerusalem, yaitu orang-orang yang
berdoa bagi pendirian tahta Daud contoh saingan-Nya itu, dan kerajaan, akan
bersukaria dengan dia. Mereka, dan hanya mereka saja, yang akan memperoleh
keuntungan dari kelimpahan kemuliaannya. Tidak ada orang lain yang akan
memperoleh bagian perdamaiannya serta kelimpahan kemuliaannya. Tidak ada orang
lain yang akan dibelai-belai di atas pangkuannya. Orang-orang berdosa tidak
akan dihiburkan di Yerusalem, dan kesuaman mereka itu akan menjadi merah panas
lalu membuat mereka berlari-lari kepada bukit-bukit dan kepada batu-batu gunung
(Wahyu 6 : 14 – 17).
Yesaya 66 :
15 – 17:
“Karena
tengoklah, Tuhan akan datang dengan api, dan dengan segala rata-Nya bagaikan
suatu angin puyuh, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan, dan
hardik-Nya dengan nyala-nyala api. Karena dengan api dan dengan pedang-Nya Ia
akan menghukum segala manusia; maka besarlah kelak bilangan segala orang yang
dibunuh Tuhan. Mereka yang menyucikan dirinya sendiri, dan yang membersihkan
dirinya di dalam taman-taman di balik sebatang pohon yang di tengah-tengah,
yang makan daging babi, dan barang-barang keji, dan tikus, akan dihapuskan bersama-sama,
demikianlah firman Tuhan.”
Sesudah Allah selesai berbuat
segala-galanya untuk mengendalikan perjalanan semua hamba-Nya, apabila “tidak
ada lagi obat”, maka pada masa itulah pembalasan Ilahi akan dilaksanakan.
Orang-orang yang terus berjalan di dalam jalan-jalannya sendiri akan kelak
mendapatkan diri mereka di dalam jalan yang lebar dimana tidak terdapat
kemurahan Ilahi, dimana Pembalas yang adil akan melaksanakan tagihan-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang
menyucikan dan membersihkan dirinya sendiri di dalam taman di balik sebatang
pohon kayu (di belakang pemimpin); artinya, mereka berpura-pura amat jujur
beribadah dalam tempat-tempat pertemuan, mereka menaruh harap bahwa pendeta
akan membawa mereka sampai ke Kerajaan. Mereka memanjakan seleranya dengan
memakan makanan-makanan yang terlarang, dan pada waktu yang sama dengan sombong
berpura-pura suci dan bersih. Tetapi bagi Tuhan mereka itu terlihat bagaikan
kubur-kubur yang dilabur putih yang penuh dengan daging yang membusuk, bagaikan
cangkir-cangkir yang terlihat indah dari luar tetapi kotor di dalamnya.
Yesaya 66 :
18, 19:
“Karena Aku
mengetahui segala perbuatan mereka itu dan semua kepikirannya; maka akan
datang, bahwa Aku akan menghimpunkan segala bangsa dan bahasa; maka mereka akan
datang, dan menyaksikan kemuliaan-Ku. Maka Aku akan menaruh suatu tanda di
antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara
mereka itu kepada segala bangsa, yaitu ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud,
orang-orang pemanah ke Tubal dan ke Jawan, kepada pulau-pulau yang jauh-jauh,
yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, dan yang belum melihat
kemuliaan-Ku; maka mereka akan memasyurkan kemuliaan-Ku di antara segala bangsa
kapir.”
Apa yang Tuhan hendak lakukan tidak
akan dilakukan secara rahasia. Itu bukanlah sesuatu khayalan, bukan sesuatu
yang diliputi rahasia untuk dikira-kira, melainkan itu adalah perbuatan yang
jelas yang terbuka di hadapan segala bangsa.
Sekarang terhadap kebinasaan mereka
sendiri, orang-orang perdebatkan bahwa ini adalah pembunuhan rohani, (Apa yang
dimaksudkan dengan pembunuhan rohani? – tidak ada yang tahu). Walaupun cukup
jelas terlihat, bahwa itu adalah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup.
Kenyataan, bahwa lebih dari seabad lamanya Organisasi sudah mengajarkan bahwa
Pehukuman terhadap Orang-orang Mati ialah memisahkan yang baik dari yang jelek
(lalang daripada gandum). Berbagai argumentasi mereka yang bodoh itu kini
membuktikan bahwa mereka bukan saja bodoh terhadapnya, tetapi juga buta (Wahyu
3 : 17) sehingga walaupun sudah diceritakan dan ditunjukkan pengertiannya
mereka tetap tidak dapat melihatnya. Sungguhpun mereka mengaku mengetahui bahwa
Pehukuman itu adalah memisahkan gandum dari lalang, yang baik dari yang jelek,
bahwa ia itu untuk membersihkan tempat suci dengan cara menghapuskan nama-nama
yang jelek dan dosa-dosa dari yang baik, mereka tidak juga mengakui bahwa
tindakan Allah yang asing ini adalah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup itu
di dalam isi rumah Allah (1 Petrus 4 : 17), yaitu penyucian tempat suci (Daniel
8 : 14), pembersihan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), pembersihan kaabah
(Maleakhi 3 : 1 – 3).
Jangan lagi mencoba-coba
menghiburkan dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa pembunuhan Tuhan ini adalah
sesuatu khayalan, atau bahwa ia itu akan jadi sesudah pintu kasihan di tutup.
Sekarang bersiaplah supaya tidak kamu jatuh. Jangan ada orang yang mengalihkan
perhatianmu daripadanya.
Ayat yang baru kita baca
menjelaskan bahwa orang-orang yang “luput” dari pedang Tuhan itu, akan
diutus-Nya kepada segala bangsa kapir, yaitu kepada orang-orang yang belum
pernah mendengar kebesaran nama Tuhan atau melihat akan kemuliaan-Nya, maka
mereka akan memasyurkan kemuliaan-Nya di antara segala bangsa Kapir; mereka
akan menghantarkan ke rumah Tuhan semua orang yang akan diselamatkan. Di sini
marilah kita baca kata-kata firman Tuhan yang tepat:
Yesaya 66 :
20, 21:
“Maka
mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan bagi Tuhan
keluar dari segala bangsa dengan menunggang kuda, dan dengan kereta-kereta, dan
dengan usungan, di atas bagal dan onta betina yang cepat, ke bukit kesucian-Ku
Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sama seperti bani Israel menghantarkan
suatu persembahan dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan. Dan lagi Aku
akan mengangkat beberapa orang daripada mereka itu akan imam-imam dan
orang-orang Lewi, demikianlah firman Tuhan.”
Sekarang, melihat kepada kenyataan
bahwa orang-orang yang luput dari pembantaian Tuhan itu akan diutus sebagai
penginjil-penginjil, pengkhotbah-pengkhotbah, dan pendeta-pendeta kepada segala
bangsa dan orang banyak yang masih belum mengenal Allah dan Injil-Nya, maka
kesimpulannya adalah hanya : bahwa pembantaian itu berlaku hanya diantara umat
Allah; bahwa itulah Pehukuman terhadap Orang-orang Hidup di dalam “rumah Allah”
(1 Petrus 4 : 17); bahwa gembala-gembala dibantai, sebab mereka telah
menghalangi domba-domba itu pergi ke padang rumput yang hijau milik Tuhan
(Kebenaran Sekarang); bahwa para anggota
yang setia akan mengambil alih tempat mereka; bahwa kemudian sidang,
“cerah bagaikan matahari, indah bagaikan bulan, dan hebat bagaikan suatu bala
tentara dengan panji-panji”, “maju terus ke seluruh dunia, dengan kemenangan
dan untuk memenangkan.” Demikianlah pekerjaan Injil diselesaikan dan dunia yang
jahat dibawa kepada ajalnya.
“Hanya orang-orang yang telah
menentang pencobaan dalam kuasa Dia Yang Maha Kuasa yang akan diijinkan
mengambil bagian dalam memberitakannya (Pekabaran Malaikat yang Ketiga) apabila
ia itu akan berkembang menjadi Seruan Keras.” – The Review and Herald, November
19th, 1908.
“…….Kita telah cenderung berpikir,
bahwa dimana tidak ada pendeta-pendeta yang setia, tidak akan ada orang-orang
Kristen yang sejati; tetapi ini bukan masaalahnya. Allah telah berjanji bahwa
dimana gembala-gembala didapati tidak setia Ia akan mengawasi sendiri kawanan
domba itu. Allah tidak pernah membiarkan kawanan domba itu sepenuhnya
bergantung pada alat-alat manusia. Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang
mendekat dengan cepatnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang bersih dan
benar. Dalam penyaringan besar yang segera akan dilaksanakan itu, kita akan
lebih mampu untuk mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan, bahwa
masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan menyatakan bahwa kipas-Nya berada dalam
tangan-Nya, dan Ia hendak membersihkan lantai-Nya seluruhnya.” – Testimonies,
vol. 5, p. 80.
Yesaya 66 :
22:
“Karena
seperti halnya segala langit yang baru dan bumi yang baru, yang akan Ku jadikan
itu, akan tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, demikianlah kelak
benihmu dan namamu akan tetap ada.”
Dengan ayat ini Ilham kini mulai
mengungkapkan perkara-perkara yang akan jadi di bumi yang telah diperbaharui.
Yesaya 66 :
23:
“Maka akan
jadi kelak, bahwa daripada satu bulan baru sampai kepada bulan lainnya, dan
daripada Sabat yang satu sampai kepada Sabat lainnya, segala manusia akan
datang menyembah sujud di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan.”
Sabat, sebagaimana Saudara
saksikan, adalah sama kekalnya dengan bumi. Ia itu patut disucikan bukan hanya
sekarang, tetapi bahkan juga sesudah bumi yang terkutuk ini diperbaharui. Dan
bukan hanya sekarang umat Allah wajib berkumpul bersama-sama di dalam rumah
Tuhan pada setiap Sabat, melainkan mereka akan terus berbuat begitu dengan
penuh kesukaan dari kekal sampai kekal.
Yesaya 66 :
24:
“Maka
mereka akan keluar, dan akan melihat akan bangkai-bangkai dari orang-orang yang
mendurhaka melawan Aku; karena cacing-cacingnya itu tidak akan mati, dan api
mereka itu pun tidak akan padam; maka mereka itu akan menjadi sesuatu yang
menjijikan bagi segala manusia.”
Walaupun ayat-ayat yang terdahulu
dari pasal ini tidak banyak dipelajari oleh siapapun, namun dua ayat yang
terakhir ini sering sekali dibicarakan dan diperdebatkan oleh banyak orang.
Bagi beberapa orang mereka maksudkan, bahwa akan ada suatu penyiksaan kekal.
Namun adakah firman pada umumnya menunjang pendapat yang sedemikian ini? –
tidak ada. Defenisi dari “bangkai-bangkai” ialah “tubuh-tubuh yang tidak
bernyawa.” Dan nabi Maleakhi mengatakan: “Karena, tengoklah, hari itu datang,
yang akan bernyala-nyala bagaikan dapur api, maka segala orang sombong dan
segala orang yang berbuat jahat akan jadi seperti jerami, dan hari yang akan
datang itu akan membakar habis mereka itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian
alam, sehingga baik akar maupun cabang tiada lagi tinggal dengan mereka itu.
Tetapi bagi kamu yang takut akan nama-Ku akan terbit Matahari Kebenaran dengan
kesembuhan di bawah sayap-sayap-Nya; maka kamu akan keluar dan bertumbuh
bagaikan anak-anak lembu yang tambun-tambun. Dan kamu akan memijak-mijak segala
orang jahat itu; karena mereka akan menjadi habu di bawah telapak kakimu pada
hari yang akan Ku datangkan kelak semua ini, demikianlah firman Tuhan serwa
sekalian alam.” Maleakhi 4 : 1 – 3.
Pada mulanya bangkai-bangkai dan
pada akhirnya habu duli dari hamba-hamba yang tidak setia berada di bawah
kaki-kaki orang-orang suci, tidak dapat menunjukkan bahwa orang-orang yang
tidak setia itu didorongkan ke dalam “api neraka”, untuk hidup selamanya di sana.
Lagi pula karena hanya orang-orang benar diberikan hidup kekal, maka
orang-orang jahat harus diberikan kematian yang kekal. Selanjutnya, “mati yang
kedua” (Wahyu 20 : 14) tak mungkin dimaksudkan kepada “kehidupan yang kedua.”
Teori tentang penyiksaan kekal
secara picik berasal dari kata-kata, “cacing mereka itu tidak akan mati.”
“Cacing mereka”, cacing yang menggerogoti bangkai-bangkai mereka itu, bagaimana
pun tidak mungkin dimaksudkan kepada jiwa-jiwa orang-orang itu.
Sedikit-dikitnya itu tak dapat dimaksudkan sedemikian bagi dia yang menggali
sampai dalam ke dalam sumur keselamatan dan yang dapat berpikir bagi dirinya
sendiri. Orang yang sedemikian ini membaca di antara baris-baris dan mencatat
nilai sepenuhnya dari masing-masing kata. Jika “cacing” berarti sesuatu, maka
itu berarti bahwa cacing itu bertumbuh subur pada bangkai-bangkai itu, bahwa ia
itulah yang merupakan sesuatu yang menghabiskan bagian-bagian bangkai-bangkai
itu sampai tinggal unsur-unsurnya yang semula. Benar, “cacing itu tidak akan mati”;
ia pasti akan menyelesaikan pekerjaan pengrusakannya; bangkai-bangkai itu akan
Ia turunkan sampai menjadi habu, “karena kamu adalah habu”, demikianlah kata
firman, “dan kepada habu juga kamu akan kembali.” Kejadian 3 : 19. Adalah oleh
perantaraan pemecahan inilah, maka cacing pengrusak itu tidak akan mati. Lagi
pula kepada kita diceritakan, bahwa jiwa yang berdosa, ia itu akan mati.
(Yeheskiel 18 : 4).
Jelaslah terlihat, bahwa khotbah
tentang penderitaan kekal di dalam api neraka sebagai gantinya kematian kekal,
adalah dipromosikan oleh apa yang disebut penarik-penarik jiwa yang sembrono
yang berusaha menarik para pendengarnya ke dalam gereja dengan cara
ditakut-takuti. Tetapi kalau saja mereka mengerti, bahwa hanya orang-orang yang
dilahirkan kembali melalui kasih terhadap Kebenaran diberikan hak untuk masuk
ke dalam Kota Suci itu, kalau saja mereka mengetahui, bahwa orang-orang yang
harus takut di dalamnya adalah disingkirkan dari dalamnya kalau saja mereka
mengetahui bahwa setiap perkara yang menipu juga tidak akan diberikan hak untuk
masuk ke sana, -- jika mereka dengan sepenuh hati mengetahui akan semuanya ini,
maka mungkin sekali mereka akan berhenti mengkhotbahkan kehidupan kekal di
dalam api neraka, dan mulai mengkhotbahkan kasih yang kekal terhadap Kebenaran.
Marilah kita sekarang mengakhiri penyelidikan kita ini dengan membaca himbauan
Tuhan yang terakhir sebagai berikut:
“Oleh sebab itu berjagalah, karena
tidak kamu ketahui jam mana Tuhanmu akan datang. Tetapi ketahuilah ini, bahwa
jika tuan rumah sudah mengetahui pada waktu mana pencuri akan datang, ia sudah
akan berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
“Oleh sebab itu hendaklah kamu juga
bersedia karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kamu duga.
Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas isi
rumah-Nya, untuk memberikan mereka makanan pada waktunya (meat in due season)?
Berbahagialah hamba itu yang apabila tuannya tiba didapatinya sedang berbuat
demikian. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa Ia akan mengangkat orang itu
menjadi pengawas atas semua harta milik-Nya.
“Tetapi dan jika hamba yang jahat
itu akan berkata di dalam hatinya : “Tuanku memperlambat kedatangan-Nya; dan
akan mulai memalu semua hamba sesamanya, serta makan dan minum bersama
orang-orang pemabuk; maka tuan hamba itu akan datang pada sesuatu hari yang
tiada disangkanya, dan pada jam yang tidak disadarinya, lalu akan mengejutkan
dia teramat sangat, sambil menetapkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang
munafik; di sana akan terdapat ratap dan kertakan gigi.” Matius 24 : 42 – 51.
Hanya ada satu pilihan yang benar
bagimu, dan itu adalah berhenti daripada bergabung dengan para Esau yang
perkasa itu, dan supaya menggabungkan diri dengan para Yakub yang sederhana yang
memiliki Kebenaran itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar